My Spare Time

9/4/2015 23:23
I just wanna get lose. . .in my self.
Lama gak nulis, takut juga otak jadi (makin) buntu.
So now, yep! Nothing’s wrong to bring my mind to this universe
Sebelumnya, siapapun yang baca tulisan ini, jangan menyesal kalo sampai bagian ending kalian tidak menemukan hal – hal bermakna untuk dibaca. This posting is just kind of a random one. Jyehehe~

Tapi jangan salah, kebijakan dan kebajikan besar bisa lahir dari hal – hal yang random, guys!
#ehek #pret #cakap #apa #pulak
Okey.
Cerita ini bermula dari. . .
Dari. . .
Bermula dari. . .
Eumm. . .
Entahlah mo mulai darimana
Yang jelas ginilah, hidupku sekarang mulai punya banyak waktu luang. Jujur, hal ini = hal yang udah laaaaaama kunantikan sejak zaman kuliah.
Aku masih ingat persis dulu pernah mengidamkan: 
“suatu hari nanti aku pengen bisa bangun tidur di pagi hari, berjalan ngambil wudhu, tunaikan 2 rakaat, keluar rumah sebentar sambil ngirup udara gratis nan sejuk itu, trus ngerjakan apapun yang kumau, dan be awesome
Tanpa harus mikirin program kerja organisasi, tugas kuliah, bergegas pergi magang, atau sebangsanya”
And I’m glad I get it now.
Enggak, belum semuanya.
Aku belom serutin itu bangun awal untuk subuh, tapi yah...untuk hal terbebas dari pikiran tentang program kerja itu, sudah. Alhamdulillah.
Anyway, aku sudah menyelesaikan masa studi Strata 1-ku di 23 Januari 2015. Sudah mengenakan toga pada 22 Februari 2015.
Sekarang?
Masih setia berkutat pada portal lowongan pekerjaan, terlibat beberapa  proyek lepas waktu di dalam & luar kota, mengurusi tete – bengek komunitas (yang apabila tidak berubah jadi lebih baik, sepertinya akan kutinggalkan), dan bersosialisai dengan orang lama & baru (termasuk keluarga, thought I lost many good times when I was act like so busy with my stuff in Medan before).

Waktu luang.
Ada enaknya, ada enggaknya.
Enaknya? Bisa punya waktu ngerjakan hal (keren) yang udah lama ditunda
Gak enaknya? Jadi punya banyak waktu merenung.
“Merenung” sendiri pun, menurutku ya, punya dua sisi.
Merenung yang baek, jadi punya ide yang baek, jadi bisa perbaiki diri.
NAH, kalo merenung hal yang ga baek ini yang ga enak, ini yang kubenci dari waktu luang.
Merenungi hal yang ga enak? Yep.
Let’s say, sometimes...everything happened in our past couldn’t be just left and PUFFFF surpriiiiise...they arise suddenly without your permission and...start to ruin your present life. D*mn!
Aku gak akan cerita apa aja hal – hal itu. Males ngetik.
Woh! Berarti sampe banyak ya?
Enggaaaak, cuma lupa – lupa inget jadinya nanti kacau nulisnya hehe...
Yaudah sampe situ lah tentang merenung yang gak enak ya.

Next, aku coba nuliskan apa – apa aja yang kuingat dari hari - hariku belakangan ini ya.
Sekalian itung – itung nguras otak biar bersih lagi, biar muat diisi yang baru dan fresh lagi. So, literally, tujuanku nulis emang ada 2:
  • Untuk masa kini: kuras otak (kayak prinsip kuras bak mandi)
  • Untuk masa depan: sebagai pengingat dan pengukur diri.
         Udah sejauh mana pengetahuan, sejauh mana ke-alay-an, udah sejauh mana kedewasaanku.
Yah gitu – gitu lah.
         Okeh, kalo dirangkum, beberapa hal menarik yang kuingat beberapa waktu belakangan adalah:

1.   Bisa nonton Fast & Furious 7
Wuw! Nontonnya berdua sama Ririn. Awalnya aku ngajak nonton Filosofi Kopi, berhubung cuma ada di Thamrin Plaza, dan itu jauhnya na’uzubillah dari kampus (tempat kami janjian ketemu), dan kami pun gak tau mekanisme parkir kereta (baca: sepeda motor) disana kayak mana, batal lah. Pilih yang deket: Hermes Palace, jam 20:30 dan studio yang berisi FF 7.
Berkesan sih ceritanya.
Walaupun ketika nonton, aku dan...percayalah, ada banyak orang di dunia ini bersemangat nonton film ini sedikit / banyak bukan semata – mata ngincer alur cerita, tapi karena mau nyaksikan yang katanya kecanggihan teknologi CGI untuk nyiptain karakter Brian O’Connor a.k.a Paul Walker yang aslinya udah meninggal tapi udah terlanjur ikut proses shooting beberapa scene itu. Hmm. Live enough.
Kayak biasa, kalo nonton, perhatianku sering terfokus sama quote - quote menarik, trus kekuatan karakter masing – masing.
Quote yang paling lengket di otakku:

“Tim yang kuat bisa jadi terbentuk karena 2 hal: fear or loyality. I don’t see fear here” -Ramsey

Ada sih quote lain yang menarik, cuman aku lupa hehehe nanti lah kalo udah ingat, ku-update :p
Selain itu, aku selalu suka film yang ada cerita kerja timnya.
Suka ngeliat pembagian perannya. 
Satu hal aja yang agak beda dari film action lain. Apa tuh? Biasanya yang ku liat, yang namanya orang teknis / balik layar, gak ada yang jago berantem. Let’s say Jurrasic Park, Mission Impossible, Cats & Dogs. Gitulah. Nah, di film ini beda. Berkesan.

2.   Dapet beberapa panggilan tes kerja
Mulai dari ritel mini market sampai bank swasta.
Iya. 
Ini memang tidak menjamin apapun, kalo gak dicoba dan dido’akan.  Bulan kemaren sempet males sebenernya ngurus kek ginian. Masih pengen istirahat dari woro/i tugas akhir dan kelulusan. Apadaya hidup mesti jalan broh, ga bisa nunggu. Yah jalanin lah. Anyway, perusahaan media tetep jadi inceranku sejauh ini. 
Wish me luck!

3.   Memutuskan untuk stay di Dumai beberapa waktu
Gak lama, 10 hari. Terkait urusan ijazah, aku harus balek ke Medan lagi...dan akhirnya bisa ketemu sama Zahra sama Inu (lagi)
Ini cukup menarik sih. 
Jadi, kita mutuskan untuk ngumpul dulu di rumah Zahra. Trus, cusss makan diiiiiii. . .
“Daebak”
Ya, restoran makanan Korea. 
You know what?
Lidahku di-ospek! 

Jujur, aku yang lidah nasi Padang-kangkung-belacan, feels so. . .yooow you know lah, a little bit creepy weird
Nama menunya pun aku lupa. 
Pokoknya hidangan utamanya:

 daging + nasi (untungnya ini enak). 
Selebihnya?
Adalah yang namanya Kimchi (sawi sama ntah apa itu asem– asem gitu rasanya), 
adalah salad (kalo ini aku tau), 
adalah ubi di-wijen (ini juga enyak), 
adalah tahu macem di-tauco,
terakhir ditutup sama potongan semangka. 
Oh ya, satu lagi, minumnya: aer lemon. 
Hiya ampooon~


*ekspresiku sebelum makanan masuk ke mulut (baca: masih cantek :p)*
*alay beut itu pose kak!*

4.    Menerima kenyataan bahwa ada yang pergi, ada yang datang. Either it’s a blessing or a lesson.
*siap – siap, bagian ini kayaknya kenceng kubahas hekekek*

Beberapa bulan kemaren, aku (masih) dikasih waktu sama Tuhan untuk belajar beberapa hal, dari...banyak orang, salah satunya untuk urusan manage perasaan dalam relationship.
Ada yang “ngajarin” bahwa: kebutuhan manusia banyak, dan mungkin satu orang di luar kita tidak cukup memenuhi semua kebutuhan itu.
Nah, selanjutnya gimana? Ada yang nerima kekurangan itu dan ngajak kita belajar menuhi kebutuhan itu sama – sama. Ada yang...ya udahlah cari yang laen yang bisa menuhi kebutuhan laennya. Misal kebutuhan dia A-E, mungkin cuma bisa kita penuhi A-C. Trus D-E? Nah itu tadi yang ku bilang. Terima saja.

Ada yang “ngajarin” bahwa: orang kalo ngejelekkin orang laen di depan kita, bukan berarti dia total benci sama orang itu. Aku juga ga berharap benci total itu ada. Enggak. Cuma...yang ga asik itu gini: sekarang dijelekin, beberapa bulan kemudian jadi deket kali sama yang dijelekinnya. Enggak, aku gak jealous, malah geli. 
Cuman...apa yah, ada semacam dorongan dari diri yang pengen ‘ngingetin’ orang kayak gitu bahwa “situ kemaren ngomong gini loh, gitu loh. Sekarang begini? Liat betapa kasarnya ngomong kemaren, dan aku udah ngingetin loh untuk jangan gitu. Coba belajar jangan gitu lah bersikap. Toh situ yang malu sendiri,”
Gitu lah. Ini namanya peduli ya? Entahlah.

Ada yang “ngajarin” bahwa: ketika satu masalah / masa lalu diungkit, disitu kedewasaan kita diuji. Semakin kita marah, emosional, itu makin menandakan kalo ada masalah yang kita rasa belum selesai, mungkin masih ada penasarannya, mungkin masih ada solusi yang mau coba kita tawarkan tapi waktu gak mau kompromi, jadilah kita beranjak pergi tanpa masalah itu terselesaikan. Dan sebaliknya, kalo kita udah bisa kalem, udah bisa santey saat masalah itu diungkit? 

WE'RE THE REAL MVP !
Kita udah selangkah lebih keren dari diri kita yang sebelumnya.

Pelajaran berikutnya: profesional. Belajar bedain urusan profesional dan personal. Yep.

5.   Belajar banyak hal dari idola

Banyak pelajaran lainnya lagi selain yang udah kusebutkan di atas.
Terlebih bulan lalu, aku baru selese baca buku Koala Kumal-nya Raditya Dika. 
K-e-r-e-n p-i-s-a-n. 
Ngajak komedi pake dewasa. Aku selalu suka sama tulisannya. Ya, aku memang lebih suka dia bermain kata di buku dan open mic. Aku lebih menghargai performnya di dua dunia itu. Aku gak suka aktingnya.

Trus, ngomongin Raditya Dika, pasti inget Stand Up Comedy Indonesia, trus...pasti inget Pandji Pragiwaksono. Yaaaa anggap aja mereka satu angkatan untuk komedi tunggal di Indonesia, jadi ga bisa dipisahin.
Nah, bicara tentang Pandji, berarti kita bicara tentang orang yang optimis Indonesia bisa maju. Kita bicara orang yang “anti main stream”. Kita bicara orang yang suka gali sisi – sisi masalah dari berbagai sisi, atau aku nyebutnya “dari sisi lain”. Aku bisa bilang ini karena aku udah ngelakukan kombinasi antara baca bukunya “Menghargai Gratisan” & “Nasional.is.me” trus nonton rekaman perform open mic nya di “Mesakke Bangsaku”. 


Citmen, this guy is so...adorable!

He talked with fact, statistic, and offering solution. Also show empathy and real action (dia founder dari Yayasan Pita Kuning). One more thing: he loves his family.
Di buku, dia cerita gimana latar belakang keluarga dan pendidikannya. Salah satu yang dia soroti adalah dari segi bagaimana keragaman di kehidupan kita itu gak seharusnya ditimbun, tapi kita buka mata dan hidup dengan itu. Dia juga cerita bagaimana sebenarnya tentang pembajakan karya seni. Bagaimana awalnya, bagaimana alurnya, siapa pelakunya, dan...NAH satu hal yang menarik: SIAPA SAJA YANG DIUNTUNGKAN KARENANYA? Ini menarik. Penasaran? 
Baca “Menghargai Gratisan”, e-book nya bisa kalian unduh disini
He really do care about Indonesia’s education system. But he realise, perubahan itu gak instan, dan mungkin dia bukan orang yang bisa terjun langsung ngubah itu. But at least, he got that brave! He speaks up! Dia juga bicara tentang kaum minoritas di Indonesia and how they could struggle so far.
Kemudian, kayak satu hal yang pernah kumuat di status Path-ku:
AKU – HARUS – KETEMU – ORANG – SATU – INI !!! HARUS !
Mau ngapain Dita?
Mau mastiin aja apakah mukanya emang se-Korea di televisi hahaha
Pokoknya dia inspiring. Titik.
Segini dulu yang bisa kusampekan.
See ya!

Comments

Popular Posts